Pertemuan 13 Etika dan Etika Profesi

 

PERTEMUAN 13
Etika dan Etika Profesi

 


Pengertian Etika dan Etika Profesi
1. Pengertian Etika:
   Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos," yang berarti "adat istiadat yang baik." Mencakup motif-motif dalam sikap seseorang, didasari oleh saling menjaga kepentingan, keamanan, dan kenyamanan sesama manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika memiliki arti ilmu tentang apa yang baik dan buruk, hak dan kewajiban moral, serta nilai benar atau salah dalam kelompok masyarakat.
 


2. Pengertian Etika Profesi
    Etika profesi adalah sikap etis yang harus dimiliki oleh setiap profesional. Profesi adalah pekerjaan yang mengandalkan suatu bidang keahlian. Etika profesi memiliki fungsi dan tujuan, seperti pedoman menjalankan tugas, pengontrol bidang profesi, dan pencegahan campur tangan pihak lain.
 


3. Prinsip Pada Etika Profesi:
   - Prinsip Tanggung Jawab: Profesional bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan dampaknya pada orang lain atau masyarakat.
   - Prinsip Keadilan: Profesional harus mengedepankan keadilan dalam pekerjaannya.
   - Prinsip Otonomi: Profesional memiliki kewenangan di dalam profesinya dengan mempertimbangkan kode etik.
   - Prinsip Integritas Moral: Kejujuran dan prinsip moral yang konsisten dalam menjalankan profesinya.
 


4. Profesi dan Profesionalisme
    Profesi tidak memiliki pengertian standar yang jelas, tetapi tradisionalnya melibatkan kedokteran, hukum, pendidikan, dan peradaban.
- Tiga watak kerja profesionalisme: mewujudkan kebajikan, keterampilan teknis berkualitas tinggi, dan tunduk pada kode etik profesi.
 


5. Etika Profesi di Bidang IT
    Dalam bidang IT kode etik profesi melingkupi prinsip atau norma-norma yang berkaitan dengan hubungan profesional atau dengan client. Contoh dari hubungan profesional dengan client adalah pembuatan suatu program aplikasi. Dalam pembuatan suatu program, seorang profesional harusnya memperhatikan beberapa hal mengenai kebutuhan program tersebut bagi client 152 Komputer dan Masyarakat Universitas Pamulang Teknik Informatika seperti, dapat menjamin keamanan sistem kerja program saat digunakan oleh client dari gangguan pihak luar yang tidak diinginkan.
Ciri-ciri profesional IT: terampil dalam peralatan, berpengalaman dalam menganalisis software, disiplin kerja, kerjasama baik, tanggap terhadap keluhan, menerapkan pendekatan disipliner.
 

6. Etika Penggunaan Teknologi Informasi

    Pada era modern, teknologi komputer menjadi integral dalam berbagai komunitas, seperti institusi, organisasi, dan perusahaan. Dampaknya terasa secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan masyarakat yang mengadopsinya. Seperti halnya alat sosial lainnya, penggunaan teknologi komputer memerlukan tidak hanya moral, yang merupakan prinsip perilaku benar dan salah, dan hukum, tetapi juga etika yang memegang peran penting.
 
    Etika, dalam konteks ini, dapat diartikan sebagai standar atau pemikiran yang dimiliki oleh individu, kelompok, atau masyarakat. Namun, perbedaan pengertian etika dapat terjadi antar kelompok masyarakat. James H. Moor, seorang profesor dari Dartmouth, pada tahun 1985 memperkenalkan karakteristik etika komputer sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan dalam penggunaannya.
 
    Dalam konteks pembuatan perangkat lunak yang berbasis pada teknik pemrograman terstruktur dan logika, Moor menyajikan tiga alasan utama mengapa etika menjadi penting. Pertama adalah "Logical Malleability" atau kelenturan logika, yang mencerminkan kemampuan teknologi komputer untuk diubah sesuai dengan logika tertentu. Kedua adalah "Transformation Factor" atau faktor transformasi, menunjukkan kemampuan teknologi tersebut untuk mengubah kondisi sosial dan budaya. Terakhir, "Invisibility Factor" atau faktor tak kasat mata, mengacu pada sifat teknologi yang tidak selalu terlihat secara fisik, yang dapat memunculkan tantangan etika terkait penggunaannya. Melalui pemahaman akan karakteristik ini, etika komputer menjadi landasan yang esensial dalam merancang, mengembangkan, dan menggunakan teknologi komputer secara bertanggung jawab.
Etika dalam penggunaan teknologi informasi jugab encakup isu privasi, akurasi, kepemilikan informasi, dan aksesibilitas.
 


7. Isu-Isu Penyalahgunaan Komputer
    Teknologi informasi (TI) memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari, dengan dua sisi utama: legal dan ilegal, baik dan buruk, yang erat kaitannya dengan etika. Pada banyak situasi, etika tidak hanya mempertimbangkan apakah suatu tindakan melanggar hukum, tetapi juga mencakup pertimbangan moral. Peningkatan penggunaan TI dan aplikasinya telah menimbulkan sejumlah masalah etika, terkategorikan menjadi empat jenis utama.
 
Pertama, isu privasi, yang sering kali disalahgunakan melalui pemantauan email, pemeriksaan komputer pribadi, atau penggunaan kamera tersembunyi. Privasi informasi dianggap hak untuk menentukan kapan dan sejauh mana informasi pribadi dapat dikomunikasikan kepada pihak lain.
 
Kedua, isu akurasi, yang berkaitan dengan otentikasi, kebenaran, dan keakuratan informasi yang dikumpulkan. Hal ini menjadi krusial dalam menjaga integritas informasi.
 
Ketiga, isu properti, yang mencakup hak kekayaan intelektual, terutama terkait dengan perangkat lunak. Penyalinan atau pembajakan perangkat lunak, serta masalah hak cipta dalam karya intelektual seperti musik dan film, menjadi fokus utama dalam isu ini.
 
Terakhir,
isu aksesibilitas, yang menyangkut hak untuk mengakses informasi dan membayar biaya yang sesuai. Keamanan sistem dan informasi juga menjadi perhatian dalam konteks aksesibilitas.
 
    Dengan memahami dan mengatasi keempat isu ini, masyarakat dapat mengembangkan kerangka etika yang kokoh untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi informasi dan nilai-nilai moral yang mendasarinya.
 
 

Share:

0 Comments:

New Post

Recent Posts

    Support Me